Semangat nasionalisme masyarakat
perbatasan,sangat diharapkan dalam menjaga batas Negara demi keutuhan dan
kedaulatah NKRI.
Sebab dengan semangat nasionalisme
dapat menjadi pagar batas antara Kabupaten Belu RI dan Timor Leste sepanjang
149 KM.
Dengan demikian,segala bentuk
aktivitas illegal yang masih sering berlangsung diperbatasan dapat
diminamalisir.
Hal tersebut terungkap dalam dialog
perbatasan PRO 3 dengan thema: nasionalisme masyarakat perbatasan dalam
menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI di RRI atambua, Kamis 29 November 2012.
Dialog
yang dipandu presenter
senior drh.awanda Erna,M.Si, menghadirkan narasumber Wakil Bupati
Belu/Taolin Ludovikus
BA, Ketua DPRD Belu/Drs. Simon Guido Seran, Kepala Imigrasi Atambua/
Anggiat
Napitupulu Ss,M.Si dan Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL/Yonif 312 Kala
Hitam Mayor Inf. Hengki Yudha Setiawan dengan audience dari STISIP Fajar
Timur
Atambua.
Menyingung
tentang kelangkaan
BBM, menurut Wakil Bupati Belu, FORKOPINDA telah berkoordinasi sehingga
dalam 5
hari terakhir tidak lagi terjadi antrian di SPBU. Sementara Ketua DPRD
Belu/Simon Guido Seran mengharapkan agar pemerintah pusat tetap
memperhatikan stok BBM di Belu
sebagai daerah perbatasan.
Sedangkan
Kepala Imigrasi Atambua
menjelaskan tentang, fungsi keimigrasian digaris batas NKRI sebagai
penjaga
pintu gerbang sesuai kesepakatan bilateral. Ia juga mengatakan setiap
pelintas batas batas
harus wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah untuk melakukan
perjalanan. dan jika tidak maka dapat di kenakan sangsi keimigrasian.
Dari segi pengamanan
perbatasan, Dansatgaspamtas RI-RDTL Mayor Infantri Hengki Yudha Setiawan
mengatakan sudah cukup baik berkat koordinasi semua pihak yang ada.
Diharapkan
hal-hal yang dapat
menyusahkan masyarakat belu akibat adanya perbatasan negara tidak
terjadi dan dapat diberantas dengan semangat nasionalisme dan
persaudaraan. RRI/Rep.Febby , Edt. Ans Netu